Senin, 04 April 2011

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

I. PENDAHULUAN



jamur terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang merugikan dan ada yng menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur yang merugikan antara lain karena bersifat patogen yaitu dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Diantara jamur yang

menguntungkan manusia misalnya : penicillium yang menghasilkan antibiotik penisilin, jamur-jamur yang berperan dalam proses fermentasi makanan seperti kecap, tempe, tape, tauco dan lain-lain. Bahkan banyak jenis jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shiitake, jamur agaricus (campignon) dan jamur merang.

Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the mushroom) yang dapat dimakan telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian sebagai media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan bahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Jumlah proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan sangat penting pada proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya rendah.
Beberapa keuntungan budidaya jamur yaitu :

1. Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan
lingkungan kita bersih, indah dan sehat.
2. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas
3. Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta dapat
menambah pendapatan keluarga.
4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam ikan,
makanan ikan dan untuk memelihara cacing.

II. BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu yang sekarang telah banyak dibudidayakan orang. Media tanam atau substratnya yang sudah umum digunakan adalah gergajian kayu alba (sengon), tetapi sembarang gergajian kayu sebetulnya dapat digunakan, tentunya kayu yang tidak beracun, kemudian di campur dengan bahan-bahan yang lain dengan berbandingan tertentu.

Adapun proses budidaya jamur tiram putih adalah sebagai berikut :

A. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan media tanam untuk jamur tiram putih adalah gergajian kayu (serbuk) dicampur dengan bahan-bahan dibawah ini dengan perbandingan sebagai berikut :
a) Serbuk Gergaji 100 kg
b) Bekatul atau dedak halus 10-15 kg
c) Kalsium carbonat/ kapur (CaCO3) 0,5 kg
d) Gips (CaSO4)0,5 kg
e) Pupuk TSP 0,5 kg
f) Bibit 25 kantong
g) Air secukupnya

Disamping itu perlu disiapkan bahan-bahan yaitu kantong plastok tahan panas
(ukuran 03 atau 04, 15 x 25 cm atau 17 x 30 cm), karet pengikat, potongan kertas
koran,
potongan pipa pralon (diameter 1” dan lebar 1 cm).
2. Alat
- Alat pencampur seperti sekop dan cangkul
- Alat sterilisasi berupa : drum perebus dengan tutup dan sarangan, sumber
panas (kompor minyak/ briket batu bara)

B. Proses pengomposan

Sebelum ditanam bibit, bahab-bahan media tanam tersebut di komposkan
terlebih dahulu selama 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :

1. Serbuk gergaji yang telah benar-benar kering direndam dengan air bersih
didalam suatu wadah selama 1 malam.

2. Tiriskan (sampai dikepal tidak pecah), selanjutnya tambahkan tambahkan kapur
beserta bekaltul dan diaduk sampai rata. Biarkan dalam tumpukan selama 5 hari.
3. Tumpukan diaduk kembali dengan ditambahkan pupuk TSP dan biarkan
selama 5 hari.
4. Bahan diaduk kembali dan tambahkan gips. Biarkan lagi tumpukan itu sampai 5
hari, maka proses pengomposan telah selesai.

C. Proses Pembungkusan

Bahan-bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam kantong
plastik. Kantong plastik pada kedua ujung pangkalnya ditekuk kedalam, sehingga
setelah diisi dan dipadatkan kantong plastik dapat berdiri seperti botol.

Kantong plastik diisi kurang lebih ¾ bagian, kemudian yang ¼ bagiannya ditekuk
ke dalam.Untuk meletakkan kantong plastik yang telah diisi (polibek) pada posisi
terbalik yaitu bagian yang ditekuk/ dilipat kedalam ditempatkan dibawah.

D. Proses Sterilisari

Siapkan alat drum perebus beserta perlengkapannya. Sarangan diletakkan
kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira ¼

bagian drum. Sumber panas dinyalakan, sambil media tanam dimasukkan ke dalam
platik besar tahan panas yang menjulur ke atas drum. Proses sterilisasi dengan
uap ini dilakukan selama 6 – 8 jam pada suhu 90 – 95 C.

E.Teknik Penanaman Bibit ( Inokulasi )

Setelah proses sterilisasi selesai, polibek dari drum diambil keluar dan
dibiarkan dingin. Bila telah dingin, proses inokulasi dapat dilakukan yaitu
dengan cara memasukkan bibit dibagian atas, usahakan merata dibagian atas
permukaan media dalam polibek. Untuk mengikatkan plastik agar kuat, ujung polibek
dimasukan potongan pralon (cincin), kemudian ditutup dengan potongan kertas koran
dan diikat dengan karet gelang. Saat inokulasi sebaiknya jangan sampai melebihi
dari 24 jam setelah proses sterlisasi.

F. Pemeliharaan dan Inkubasi

Polibek yang telah di inokulasi ditempatkan pada rak-rak yang telah disediakan.
Rak-rak ini sebaiknya ditempatkan dalam suatu ruangan agar suhu dan
kelembabannya tidak terpengaruh oleh udara luar. Suhu dan kelembabannya
diusahakan stabil sesuai dengan kondisi yang diinginkan bagi pertumbuhan jamur
yaitu 24 – 28 C dan kelembaban udara 80 – 90 %. Polibek tersebut dibiarkan
selama 6 – 8 minggu sampai miselium tumbuh memenuhi kantong palstik sehingga
warnanya putih padat.

G. Pembukaan Polibek

Setelah polibek berwarna putik kompak (umur 6 – 8 minggu), maka polibek dapat
dibuka dengan melepas karet dan cincin pralon. Kemudian plastik yang terbuka
disibakkan keluar agar permukaan media tumbuh jamur mendapatkan udara sebanyak-
banyaknya.

H. Pemanenan Jamur

Setelah 1 minggu dari pembukaan, jamur biasanya akan terbentuk tubuh / rumpun
jamur dan sudah ada yang siap dipanen. Umur jamur dari ”singit”/ bakal jamur
sampai panen sekitar 3 hari.

I. Perawatan Media Polibek

Setiap polibek yang telah ditumbuhi miselium dapat tumbuh jamur berkali- kali,
sampai 4 – 6 kali panen. Pemanenan ini dapat berlangsung selama 2 – 3 bulan
dengan hasil total 75% dari berat serbuk gergaji kering untuk substratnya. Agar
media tumbuh jamur berkali-kali maka perlu pemeliharaan. Adapun pemeliharaannya
adalah sebagai berikut :

1. Media polibek yang telah tumbuh jamur sekali, permukaan bekas tumbuh jamur
dikeruk atau dipotong 0,5 – 1 cm. Kemudian disuntikkan kedalamnya larutan
vitamin B kompleks sekitar 30 cc (2 butir Vit. B komplek dilarutkan dalam 1,5
liter air bersih).
2. Setiap pagi dan sore permukaan media polibek disemprot dengan air bersih,
Jangan sampai terlihat kering permukaannya.

3. Untuk media polibek yang telah tumbuh jamur kedua, ketiga dan seterusnya
diperlakukan sama dengan point 1 dan 2, hanya saja jumlah vitamin B kompleks
yang disuntikkan semakin berkurang sebanding dengan berkurangnya media yang
dipotong / dibuang.
J. Pemberatantasan Penyakit

Apabila proses sterilisasi berjalan dengan sempurna dan peralatan yang dipakai bersih dan steril, maka tidak ada kontaminasipada subsratnya. Apabila ada polibek terkontaminasi/ terkena penyakit, sebaiknya polibek tersebut dibuang saja agar tidak menular dan menyebabkan turunnya produksi.
Catatan :
1. Peralatan yang dipakai pada saat penanaman bibit (inokulasi) harus bersih dan
steril. Peralatan agar steril, dipanaskan / dicelup dengan air mendidih
kemudian diolesi dengan alkohol 70 %. Sterilisasi
peralatan harus dijaga selama inokulasi agar media polibek tidak terkontaminasi.
2. Penamanan bibit jamur diusahakan ditempat tertutup dan steril.
3. Pada saat mencampur bahan-bahan media tanam sebaiknya memakai masker agar uap
hasil reaksi bahan-bahan tersebut tidak terhirup masuk ke dalam paru-paru.

III. PENUTUP

Budidaya jamur tiram putih tidaklah sulit dan tidak diperlukan keahlian khusus. Modal usahanya puntidaklah besar. Agrobisnis di masa sekarang dan akan datang sangatlah prospektus.
Semoga tulisan ini bermanfaat.

Klaten, Agustus 1999

Ditulis dan dipraktekkan


A. Sritopo, S.Pd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar